?
POLISI USUT PEMBANTAIAN JAGOAN KAMPUNG
oleh : 2010-03-28 07:14:11 [ ]
Kasus pembantaian Jumantar, 40, warga Desa Krembeng Pasrepan masih disidik polisi. Dari hasil penyidikan sementara polisi sudah mengantongi beberapa nama pelaku.
Selain meminta keterangan Yasin, kemenakan korban, polisi juga mencari saksi lain yang diduga tahu motif pembantaian terhadap jagoan kampung itu.
"Beberapa petugas sudah kami turunkan untuk mencari informasi. Tapi untuk kasus ini, sebagian besar ditangani pihak polres. Tapi kami di polsek juga ikut mengungkap," terang Kapolsek Winongan AKP Wahyono saat mendampingi Kapolres AKBP Achmad Yani kemarin (27/3).
Ditanya tentang keberadaan Yasin, Kapolsek hanya menyebut polisi sudah mengetahui posisinya. Bahkan dia menyebut Yasin akan tetap dimintai keterangan, apabila kondisinya sudah fit benar. Sebab, kasus pembantaian ini, Yasin lah yang paling tahu banyak. Utamanya pelaku yang membacok Jumantar hingga tewas dengan 14 luka sabetan.
Sebagaimana yang diberitakan, Kamis (25/3) lalu terjadi pembunuhan di jalan Desa Karangtengah, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan. Lima orang tak dikenal dengan brutal menghabisi Jumantar yang dibonceng di sepeda motor Yamaha RX King oleh ponakannya, Yasin. Dengan senjata tajam, Jumantar yang dikenal jagoan kampung itu dibantai beramai-ramai.
Caranya, saat terjatuh dari sepeda motor, lelaki itu ditikam dan disabet benda tajam. Karena kalah jumlah, Jumantar akhirnya tewas mengenaskan. Hal itu dibuktikan dengan 14 luka sabetan yang ada di tubuhnya. Polisi mengira Jumantar tak sempat memberikan perlawanan. Pasalnya Jumantar sendiri tak sempat mengeluarkan celurit yang dibawa di punggungnya.
Beruntung bagi Yasin yang membonceng Jumantar. Saat motornya terjatuh, Yasin lebih memilih untuk kabur dan meninggalkan Jumantar. Jadi sedikit banyak, Yasin yang paling banyak tahu ciri-ciri pelakunya. Hanya saja polisi harus lebih sabar karena Yasin belum bisa memberkan keterangan banyak. Pasalnya dalam pembantaian itu, Yasin juga dikabarkan terluka.
Keberadaan Yasin juga sempat menjadi tanda tanya. Sebab usai kejadian, Yasin tak dapat ditemukan. Diduga ia masih ketakutan dan lebih memilih bersembunyi. "Tapi beberapa saat kemudian, kami berhasil menemukannya di rumahnya. Hanya saja ia masih syok dan belum bisa memberi keterangan banyak," kata Kasatreskrim AKP Samsul Arifin yang dikonfirmasi terpisah.
Meski hanya mendapat keterangan sedikit dari Yasin, kata Kasatreskrim, polisi sudah mendapatkan beberapa nama yang dicurigai sebagai pelaku pembantaian. Namun polisi belum bisa membeberkan nama-nama tersebut. Yang perlu dilakukannya sekarang adalah mencari bukti-bukti kuat, dari orang-orang yang dicurigai sebagai pelakunya.
Misalnya saja, mencari tahu hubungan orang yang dicurigai polisi dengan koban Jumantar. Di lingkungan desanya, Jumantar dikenal memiliki banyak musuh. Bahkan dari catatan koran ini, Jumantar pernah terlibat perseteruan dengan perangkat Desa Sibon sampai terjadinya kasus pelemparan bondet gara-gara ternak tawon madu.
Tak ayal polisi harus lebih dulu mengerucutkan siapa saja orang-orang yang memusuhi Jumantar. Terutama saat kejadian Jumantar dibantai.
Apakah dalam hal ini polisi tak mencurigai Yasin ? Sebab bisa jadi keponakan Jumantar ikut menghabisi nyawa pamannya sendiri. "Kami rasa tidak. Dari hasil penyelidikan, motor yang ditumpangi Jumantar dan Yasin menabrak pohon. Nah, setelah menabrak itulah Jumantar dihabisi. Sementara Yasin sendiri berada di depan (yang membonceng) dan ia langsung kabur saat tahu Jumantar dibantai," papar Kasatreskrim. (jawapos.com)
|