?
HATI-HATI PENIPUAN BERKEDOK TAWARAN KERJA
oleh : 2010-04-28 07:29:32 [ ]
Ini perhatian buat masyarakat, terutama yang sedang mencari pekerjaan. Sebab, penipuan berkedok tawaran pekerjaan terjadi di Karangrejo, Gempol. Bahkan, kemarin malam (27/4) enam warga menjadi korban penipuan itu.
Akibatnya, enam motor mereka amblas berikut STNK-nya. Sayang, hampir semua korban tidak ingat nopol motornya saat dimintai keterangan petugas.
Cerita ini bermula saat para korban melaporkan kasus yang mereka alami ke SPK Polsek Gempol, sekitar pukul 19.30 WIB. Mereka berasal dari Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Yakni, Supriadi asal Sumberejo, Kecamatan Wringin Agung; M, Arifin asal Kelurahan Magetan, Kecamatan Magetan.
Lalu, Agung Iswahyudi asal Kelurahan Kepolorejo; Heru Dwi asal Tawanganom. Kemudian, Dimas asal Jl Sawo, Kecamatan Selosari dan Moh Wahyu Romadon asal Jalan Raya Danar Wringin Agung.
Mereka menjadi korban penipuan Erick, 32. Para korban mengaku, pelaku adalah warga Sidoarjo. Perkenalan para korban dengan pelaku didahului oleh pertemuan Erick dengan Supriadi di salah satu tempat di Magetan.
Setelah kenalan, Erick memberikan tawaran pekerjaan berupa mengantarkan handphone dalam jumlah besar. Syaratnya, pekerja harus membawa motor masing-masing.
Untuk meyakinkan korban Supriadi, pelaku meminta korban mengajak beberapa temannya. Korban Supriadi berhasil membawa lima teman. Mereka masing-masing membawa motor. Dua orang membawa Suzuki Smash 2005. Yang lain membawa Yamaha Jupiter 2004, Suzuki Spin 2009, Suzuki Shogun 1999 dan Honda Supra X 2007.
Mereka kemudian dituntun pelaku. Awalnya, pelaku menjanjikan pekerjaan itu di wilayah Jombang. Namun, saat di Jombang pelaku pura-pura menerima telepon dari temannya. Intinya, teman pelaku memberitahu bahwa pekerjaan itu ada di Mojokerto.
Khawatir para korban curiga, pelaku lantas memberikan uang makan dan bensin sebesar Rp 150 ribu saat berada di Mojokerto. Uang dibagi untuk enam orang.
Saat semua korban makan, pelaku pamit lebih dulu. "Nanti saya bel. Saya jalan dulu pelan-pelan," terang korban Supriadi menirukan kalimat pelaku di hadapan petugas di SPK Polsek Gempol.
Beberapa menit kemudian, pelaku mengontak korban Supriadi. Ia meminta agar korban Supriadi dkk menuju ke arah Pasuruan. Tepatnya di daerah Karangbangkal, Desa Karangrejo, Gempol. Di TKP itulah, para korban diajak ke sebuah mobil box yang seolah merupakan tempat penjualan HP. HP-HP itu yang harus dikirimkan oleh para korban.
Karena masih awam dengan daerah Pasuruan, para korban dituntun pelaku melalui HP. Usai lewat Mojokerto, para korban terus bergerak menuju Watukosek, Gempol. Lalu, tembus ke simpang tiga Kejapanan, Gempol.
Dari simpang tiga inilah, tanpa disadari korban sudah masuk "perangkap" pelaku. Mereka disuruh belok ke Selatan menuju bundaran Apollo. Di Apollo inilah, pelaku dan keenam korban bertemu.
Para korban pun diarahkan untuk memarkir motor masing-masing di sebuah tempat. Kemudian, untuk melepas dahaga para korban diajak minum di sebuah warung di Apollo. Antara warung dengan tempat parkir motor korban sebenarnya tidak terlalu jauh. Hanya berkisar 500 meter.
Untuk meyakinkan para korban, pelaku meminta STNK masing-masing motor korban sebagai jaminan kerja. Setelah STNK didapat, pelaku mengajak salah satu korban bernama Moh Wahyu untuk dibonceng. Wahyu diajak ke tempat mobil Box di Dusun Karangbangkal.
Namun, saat akan diantarkan ke tempat teman-temannya, korban Wahyu diturunkan pelaku. Korban lantas disuruh menunggu sebentar. Pelaku beralasan ingin melihat parkir motor korban. Apakah masih aman atau tidak. Korban Wahyu baru sadar ditipu, setelah pelaku tidak muncul untuk menjemput dirinya.
Setelah korban Wahyu bertemu dengan teman-temannya, mereka berinisiatif melihat enam motor yang diparkir. Ternyata, semua motor lenyap. Diduga, seluruh motor korban dimasukkan dalam mobil box yang sudah disiapkan pelaku dan temannya. "Waduh Pak. Tidak dapat kerja, malah motor kami hilang semua," keluh Wahyu, korban lainnya pada petugas.
Kapolres Pasuruan AKBP Achmad Yani melalui Kapolsek Gempol AKP Taufik Yulianto mengakui mendapat laporan dari keenam korban itu. Kerugian yang dialami korban akibat raibnya enam motor itu diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Kapolsek pun berpesan agar warga, terutama di Pasuruan lebih berhati-hati. "Jangan mau menerima tawaran pekerjaan, jika ternyata pekerjaan itu tidak jelas. Apalagi, sampai STNK motor dijaminkan segala. Itu sudah jelas ada indikasi penipuan berkedok tawaran kerja," tegas Kapolsek. (jawapos.com)
|