?
KAPOLDA JATIM BERI APRESIASI POLRES PASURUAN
oleh : 2009-09-25 23:36:22 [ ]
Keberhasilan Polres Pasuruan menekan angka kriminalitas selama Ramadan, mendapat atensi khusus dari Kapolda Jatim Irjen Anton Bahrul Alam. Sebagai wujudnya, Senin (21/9) lalu Kapolda berkunjung khusus ke mapolres untuk memberi apresiasi atas keberhasilan itu.
Dalam kunjungannya itu Kapolda memberi acungan jempol atas keberhasilan Polres Pasuruan karena berhasil menangkap tiga komplotan pelaku curas. Kapolda menyebut keberhasilan itu karena Polres Pasuruan terus mengoptimalkan program Kring Reserse.
"Ini artinya polres Pasuruan bekerja penuh selama Ramadan. Sebagai buktinya para pelaku curas yang dikenakl cukup kejam ini, berhasil diringkus," terang Kapolda yang hari itu datang dalam rangkaian pantauan Operasi Ketupat di Jawa Timur.
Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, program Kring Reserse yang diterapkan Polres Pasuruan membawa hasil. Angka kriminalitas selama Ramadan berkurang. Utamanya kejahatan konvensional macam pencurian kendaraan bermotor.
Bahkan selama Ramadan lalu justru polres lebih banyak mengungkap kasus. Satuan reskrim berhasil menciduk tiga komplotan curas (pencurian dengan kekerasan) dan curat (pencurian dengan pemberatan) yang dikenal bengis. Tiga komplotan ini dikenal sering melukai korbannya. Selain itu komplotan ini pun juga disinyalir pelaku yang memiliki jaringan antar kota.
Terkait hal itu kapolda menginstruksikan polres Pasuruan agar terus mengembangkan kasus tersebut. Agar pelaku lain bisa diciduk. Tak hanya itu, kapolda juga menugaskan polres untuk terus menjaga kondusifitas selama operasi ketupat.
Saat Kapolda berkunjung, tampak hadir juga Bupati Dade Angga dan tokoh masyarakat, seperti Ketua PCNU KH Sonhaji Abdusomad. Kapolda pun meyakinkan bahwa tugas polisi untuk menjaga kondusifitas tak hanya selama Ramadan saja. Melainkan setiap waktu.
"Dengan adanya penangkapan komplotan ini, maka pelaku curas bisa dikurangi. Para pelakunya juga bisa dikenai ancaman hukuman di atas lima tahun. Mereka bisa dijerat pasal 365 tentang pencurian dan kekerasan," kata kapolda.
Jenderal dua bintang itu juga sempat terkaget ketika menanyakan alasan kenapa para pelaku rela melukai korbannya. Salah satu pelaku, Slamet, menyebut terpaksa membacok korban karena merasa dirinya butuh kerja cepat. "Saya dapat bagian Rp 350 ribu. Semuanya untuk senang-senang," ungkap Slamet.
Mendengar ini, Kapolda terhenyak. Kapolda menegaskan, dalam mencari uang, seseorang tidak mesti melakukan kriminalitas. "Jadi jangan diulangi karena tindakan kriminal selalu berakhir di penjara," pesan Kapolda.
|